My Brother Being a Father on Twenty

Selasa, Maret 29, 2011 Pankratia Da Svit Kona- 4 Comments

(and maybe this story become a book - Someday)

Bayi mungil dua kilogram itu meringkuk diam dibalik lampin Rumah Sakit Sanglah. Aku terpekur diam, seraya memalingkan wajah ke arah Ibunya yang kini spontan sehat dan bahagia. Entahlah, aku sedang tidak tau apa yang ada dipikirannya namun ketegangan dua jam yang lalu berangsur mencair.

Satu gumaman lewat saat perawat jaga mendorong keluar mereka berdua dari INstalasi Gawat Darurat tiga puluh menit yang lalu

"wah, dia mirip Bapak. Tonjolan disamping wajah tepat didekat telinga itu, tak salah lagi itu punya Bapak"

Andai Bapak tahu dia sudah memiliki reinkarnasinya. Apakah beliau akan bahagia atau mati karena malu?malu mendapatkan generasi yang muncul tidak tepat pada waktunya.Huftt

Lelaki muda itu terduduk lemas disana, menopang dagu. Sesekali meramas rambutnya yang mulai panjang berantakan dan sedikit memerah karena cat rambut. Tak lama lagi bibirnya segera berdarah kulihat sejak tadi digigit saja terus olehnya. kuhampiri dia.

"Sudahlah, harusnya kau bersyukur mereka selamat. Berbahagialah kau karena belum menginjak 21 sudah cucu laki-laki kau hadiahkan pada Bapak dan Ibu.Sedang Aku? hm..untuk pulang dan bertahan disamping mereka saja aku belum rela"

Dia menyela

"karena alasan yang sama, aku belum rela-belum rela kembali ke rumah tiap pukul sepuluh malam karena dipenuhi pikiran ada yang menungguku di Rumah. Aku belum puas menenggak arak jika aku sedang ingin, bersenang-senang menghilangkan kebuntuan hati, belum yakin dengan dia.bagaimana jika ada yang lebih menawan selain dia diluar sana dan ternyata itu yang seharusnya denganku?"

Aku terduduk disampingnya, diam.
Tenagaku sudah cukup tergerus seminggu ini!
Tak tahukah dia, sudah tiga hari aku menangisi nasibnya?
nasibnya yang baru saja dia katakan dengan gamblang.
Tololnya, aku sempat berpikir "kenapa bukan aku"

DIA ADIKKU! He's being a father on Twenty.




29 March 2011 - 'sedang malas dan pasrah hari ini'

4 komentar:

  1. Keberanian untuk menghadapi masalah dan bertanggung jawab menyelesaikannya kadang menjadi awal dari sebuah hidup yg Damai n Bahagia,... Semoga...

    BalasHapus
  2. susah ngatur kata2nya,,

    yang jelas, gw iri.,..

    BalasHapus
  3. ampun buset air mata gue keluar nouk " bagaimana jika ada yang lebih menawan selain dia diluar sana dan ternyata itu yang seharusnya denganku?"
    gila hatiku sakit banget bacanya tapi itu harus di hadapi ....no coment lagi dah

    BalasHapus