Une femme (Moi) et Un homme (Les) Partie I
Monday, December 28, 2009 at 11:10amTiba- tiba saja aku ingin menulis..menyangkut apa yang berseliweran dikepalaku.
Ini masih pagi buta, 05:30 AM..?? Masih tinggi aku..sisa mabuk minum maupun nikotin semalam. Argh..kebersamaan selalu saja disertakan dengan keduanya tapi itu tradisi, kenapa tidak jika lingkungan bersahabat? Hehe…
Ngantuk ini memaksaku menutup mata lagi tapi aku digelitik tangan, mesti mencairkan inspirasi ini sebelum dia membeku kemudian tertelan sementara disudut kelupaan. Karena daya ingatku yank mulai tengkurap. Urgh..kenapa manusia harus uzur?
Seminggu ini aku terus dihantui kegilaan hidup 2009.
khususnya tentank lelaki. Ough, itu sensitive!!!
Ada beberapa orang (lelaki) yang datang kemudian pergi (dengan singkatnya). Itu setelah dia yang pertama menghancurkanku dengan mudahnya. Dan masa pemulihan itu terus berjalan, meski sampai sekarang aku belum merasa benar-benar sembuh.
Kadang, malu aku jika saat berbagi dengan teman atau sahabat dan tiba pada bagian tertentu selalu terdapat kalimat seperti ini
“hm..lelaki yang mana neh?sebut nama donk..saya lupa saking banyaknya…”
Busyet dah..saking banyaknya??? Apakah aku selaris kacang goreng di pasar malam?
Atau seharusnya aku kembali memilah-milah, sesungguhnya aku yang tidak pernah sukses menjalin hubungan itu menjadi lebih lama karena _______________________
APA SESUNGGUHNYA ALASAN YANG TEPAT?!
Sering aku menggerutu pada ALLAH-ku, kenapa aku tidak pernah dikasih kebahagiaan lebih lama? Apa karena aku selalu ikhlas akan sesuatu yang belum terjadi? Tapi itu Cuma trik supaya jika hal buruk itu sampai terjadi, aku tidak harus jatuh begitu lama dan tersiksa menderita. Sayangnya trik itu justru membunuhku jauh lebih cepat! Seperti sekarang ini, bahkan dalam tidurku pun aku selalu terjaga. Terjaga karena ada lubang hitam di tengah tubuhku, tepat di dalam dada ini. Sakit bukan main dan masih kupaksa lubang itu untuk kian menganga karena kebodohanku sendiri. Aku tidak cukup kuat untuk menempa diri sehingga tidak terlalu lama terbenam dalam ilusi-ilusi yang sesungguhnya tidak menyehatkan.
Tulisan ini akan ku-share atau ku keep saja? Nanti ada lagi yank bilank
“uih pamer..biar dibilank banyak cowoknya..”
Otak sehatku bicara: tuh kan belum apa-apa sudah negative thingking, katanya mau sembuhin yang satu itu. Berhenti berpikir buruk tentang semua hal.
Wah satu lagi keburukanku yank juga membuatku tidak pernah lama merasakan kebahagian, aku selalu berlaku sebagai peramal. Tapi peramal bego. Memprediksikan isi pikiran orang dengan cara yank menurutku benar namun sebaliknya membuat orang lain jadi risih, ilfil padaku. Nya iyalah kalo semua yang dipikirin adalah hal buruk, padahal semua manusia diciptakan baik adanya dan harusnya aku tidak berhak memikirkan hal-hal buruk itu karena respect seseorang (entah baik atau buruk) itu pilihannya.
Baru SADAR!
Aku terlalu sibuk dengan keanehan-keanehanku atau apa yah “Egois”?, maka tidak heran ada yank menyerah kalah…
“lo terlau complex si..susah nanganin lo”
Laki-laki kesekianku pernah menghargaiku dengan sebuah sebutan : "Berkebutuhan khusus” waow…sekiranya aku adalah salah satu siswa SDLB, akan kuterima itu sebagai kewajaran. Tapi dibalik tumbuh kembang normalku ini mengapa bisa muncul sebutan seperti itu?
Menjadi orang yang selalu menyadari kekurannganya, mungkinkah suatu kelebihan atau sebaliknya? Karena makin hari aku makin merasa dihantui kekurangan-kekuranganku itu. Terus saja dikejar kegilaan menjadi orang sempurna, padahal aku tau sempurna itu relative yank harusnya kuprioritaskan adalah Menjadi Bahagia dengan KE-AKU-ANKU.
Di waktu senggang, ada bilik dalam kalbuku yang tersenyum bangga. Begitu nyaman dengan diriku yang sekarang dan apa itu rasa berpendar-pendar seperti sedikit gugup namun menciptakan semangat tak terkira. Itukah Bahagia? Kalau benar, berarti aku sempat merasakannya donk. Tapi itu beberapa saat yang lalu, karena (lagi) aku mulai bosan dan jenuh dengan semua yang menyinggungku termasuk diriku sendiri. Wew…
Ini kekurangan ketigaku, aku terlalu serius menjalani hubungan (kadang-kadang). Menciptakan wujud sempurna seorang wanita bagi pasanganku padahal sebenarnya aku ingin sekali menjadi diriku sendiri dan dicintai apa adanya. Dan kemunafikanku itu menghantarkanku pada kejenuhan sehingga menciptakan momentum yang tidak pernah berkesinambungan. Karena saat pasanganku berapi-api, aku mulai dengan ulahku (karena kejenuhanku memaksaku menghasilkan hal baru atau lebih kepada AKU yang sesungguhnya berteriak ingin menyembulkan dirinya keluar) dan pasanganku samasekali tidak pernah berhasil mengaplikasikannya, sebab permintaanku begitu abstract dan rumit. Hell and I did it, again..again..sampai pada titik tertinggi kemudian mereka mengaku kalah dan meninggalkanku sendiri dengan kegilaanku. Bosan, butuh hal baru, pemaksaan dan egoistis tingkat tinggi, frekuensi yang terus-menerus dan finish pada _ini harus BERAKHIR!_
Kegagalan ini menemuiku begitu sering, intensitasnya makin berlebih belakangan ini. Aku mencoba mencari satu-persatu sosok mereka. Berusaha menemukan kesalahan mereka tapi ternyata NihiL. Semua yang mereka berikan dan sampaikan sejak awal sudah kupahami dengan seksama dan kalo begitu
AKU YANG SAKIT. Wah lagi harus kusalahkan tubuh 157 Cm ini dengan isinya?
Kini aku sampai kepada Aku memang tidak harus berhubungan dengan yang namanya lelaki. Bisa menambah beban dan merepotkan sepersekian manusia didunia nantinya.
Ck..ck..ck..menakutkan! aku takut hidup sendiri karena aku terlalu jujur saat ini bahwa aku memang tidak bisa hidup tanpa sosok gagah yang akan melindungiku dan memahamiku lebih daripada diriku sendiri. Aku KALAH.
“sudahlah si..itu duniawi..hehe..justru yang lebih g masuk akal kalo lo bener-bener g butuh laki-laki…hahaha…boelshittt..!!!
So…who will be the next?? Or the Last…(@_@)
_Shadow_
0 komentar: