Tulisan I . Pasar SenggoL
( Sebuah Paket 'Mengais Memory dan Rindu Rumah' NAPAK TILAS KOTA ENDE - DARI PIJAK BOLA MATA MARIA PANKRATIA #Edisi : Puber Menulis *labil positive* :p )Yep, lagi puber menulis. Tiba-tiba teringat tempat keramat bin menguras memory ini. hiks T.T
Terkejut waktu pertama kali dengar Pasar Senggol juga ada di Bali bahkan lebih dari satu. Beradu mulut hebat dengan teman saya
"serius, pasar senggol tuh cuma ada di Ende. kalau tidak percaya nanti pulang dengan saya ke Flores"
"Ngapain pulang sama kamu, sekarang kita ke Sanur juga ada Pasar Senggol"
"hm..itu pasti yang jualan pertama disitu orang Ende makanya dia kasih nama Pasar Senggol" selorohku polos
#Aku ngakak lho menulis ini, tapi benar ini kejadian Nyata.
***
Berasal dari bahasa harian dikarenakan kondisi kesehariannya juga yang adalah seperti itu. Manusia menumpuk pada satu tempat dengan kepentingan akan kebutuhan masing-masing, tak peduli harus berdesak-desakan bahkan bersentuhan kulit alias 'senggol-senggolan'.
Pasar Inpres Potulando Ende atau Pasar Senggol adalah sebuah pasar yang terletak di jantung kota Ende. Buat saya Jl. Kelimutu adalah jantung kota Ende. Mungkin jalan ini bisa kalah dengan Jl. Wirajaya yang dihuni beberapa sekolah terpopuler di Kabupaten Ende atau Jl. El tari yang dijejeri perkantoran di kiri kanan jalannya. Jl. Kelimutu selalu ramai sejak pukul lima sore hingga malam tiba, sekitaran pukul sepuluh biasanya. Maklumlah kota kecil. Memang bukan disepanjang jalannya ramai sekali, ada juga ditempat tertentu masih sepi-sepi saja. Yang pasti, Studio Photo Apollo dan Kantor Telkom adalah titik paling diminati oleh anak Nongkrong Kota Ende. Saya tidak pernah nongkrong disana selama kurang lebih 18 Tahun saya di Ende tetapi saya akui kedua tempat itu paling ramai dipadati mahasiswa maupun mahasiswi kota Ende yang DOYAN NAMPANG. hahahaha...
Oh yah, beberapa tempat yang lumayan saya minati di Jl. Kelimutu sebelum kita benar-benar membahas tentang Pasar Senggol. hm... saya suka mendatangi toko Sekawan dan Pasifik, meskipun tidak selamanya saya datang untuk berbelanja namun ini Toko Pakain ter-update di Kota Ende khususnya untuk kalangan anak muda yang lumayan fashionable, harganyapun fashionkantong banget..wkwkwkwkw....lalu Toko Nirmala dan Tiga Berlian, kedua Toko ini menjual banyak barang tapi yang menarik dari keduanya adalah mereka menjual bermacam-macam Stationery. Dari Pulpen, Pensil, Spidol sampai kertas file warna-warni bersama bindernya yang aneh-aneh. Jaman sekolah istilah 'tukar kertas file' cukup populer di kalangan siswa/i..ahem dan satu tempat menarik lainnya, agak keluar dari areal Jl. kelimutu sebenarnya Mie Ayam Hotel Flores. Tempat makan dan kumpul bersama teman-teman kecuali jika Tahu Isi tante kerudung lebih memikat maka kami memilih pulang dan makan di rumah :)
Okeh, entah kapan tepatnya saya diajak pertama kali ke pasar senggol. Sebelum ke pasar, biasanya bersama Ibu. Saya sudah mewanti-wanti diri saya sendiri terlebih dahulu untuk tidak melepas tangan Ibu, tidak jelalatan mata kesana kemari karena dipikiran saya pasti akan ramai banyak orang yang bersenggolan. Membayangkannya saja, saya bergidik. Pengalam pertama ke Pasar Senggol menghasilkan sebuar pertanyaan riset
"Bagaimana orang-orang tersebut tidak saling sikut atau tidak marah mungkin harusnya bertengkar setelah menyenggol satu sama lain? Apakah karena nama Pasar Senggol maka terbentuk saling pengertidan dan dilumrahkan? #Kesempatan nih untuk Nyong-nyong dan Nona-nona...hahaelo...
Pasar Senggol seperti pasar pada umumnya. Beragam transaksi perniagaan berlangsung disana. Bagian terpenting dari Pasar Senggol yang benar-benar saya ketahui adalah "Pasar Sayuran". Untuk menjangkau bagian ini kita harus masuk dari pintu tengah dari depan pasar, ada puluhan *papalele atau pedagang sayuran berjualan disana dengan jenis-jenis sayuran yang berbeda. Bangunan los panjang berpetak-petak itu terkesan tak beraturan dan kotor namun itulah kekhasan dari Pasar Sayuran kalau tidak seperti itu bukan Pasar namanya. Kalau kita memilih masuk melalui pintu kanan, beberapa langkah dari jalan yang sedikit menurun saat masuk ke pasar terdapat sebuah Toko Besar milik orang *Tomberabu (*nama desa ini selalu dijadikan cerita lucu anak-anak saat senggang, entah apa yang lucu dari nama ini).Nama pemilik toko ini "Om Gapo", saya tidak tahu bagaimana lengkapnya. Konon ceritanya, Om Gapo ini meniti usahanya dengan berjualan *Moke eceran (*Arak khas Ende). Semuanya berangkat dari keterbatasan alias niat, sampai akhirnya Beliau pernah mengalami krisis dan bangkrut kemudian bangkit lagi dan berhasil membuka sebuah toko besar yang menjual bermacam-macam kebutuhan dari sembako hingga barang kelontong juga pakaian. Hebatnya usaha itu terus berkembang hingga Beliau memiliki armada/beberapa Bus Angkutan Umum antar Daerah/Antar Kota di daratan Flores. Jika ada kontes orang Sukses di Ende, saya akan memilih beliau sebagai Kandidat pertama. :p Nah, ada pintu masuk lain lho (pasti dipikir besar sekali Pasar Senggol ini, yah lumayan)Pintu yang berada di sisi kiri Pasar Senggol ini dipenuhi Toko Pakaian milik orang Padang. Sampai sekarang saya masih dipenuhi pertanyaan juga, Kenapa orang Padang begitu terkenalnya di daerah kami menyaingi Pendatang dari Jawa juga. Mereka sukses menjual Pakaian,Makanan (Nasi padang bisa ada dimana-mana, bakso, gado-gado, dll.ckckckckck) dan juga bisnis lainnya. Akan ada suatu waktu dimana kita harus duduk dan menelaah ini bersama. Bagian lain dari pasar senggol yang lumayan berperanan penting adalah "Pasar Ikan". Pasar ini ramai hampir sepanjang malam karena kebutuhan masyarakat kota Ende akan ikan sangat tinggi dan sebagian besar masyarakatnya memang hidup di pesisir yang notabene mata pencahariannya adalah Nelayan. Dibelakang Pasar Senggol terdapat "Para Pedangan Kebutuhan Tertentu", saya menamakannya begini karena apa yang diperdagangkan bukanlah hal biasa seperti BAMBU panjang yang dipakai untuk bangunan atau membuat pagar, Kayu Api, Tempurung Kelapa untuk membuat arang, Kelapa tua untuk dibuat santan (bisa langsung dikupas disitu kalau kita meminta pada penjualnya). Saat musim 17-an tempat ini lumayan ramai karena banyak anak sekolahan mencari bambu dan sabut kelapa untuk dipakai pada pawai obor 16 Agustus di Kota Ende.
Hm, hal lain yang menjadi kesukaan saya saat ke Pasar Senggol adalah Kuliner. hm...Jangan salah Pasar Senggol juga menyediakan tempat makan menarik dan unik menurut saya. :p
1. Kue Cucur
Entah masih adakah sampai saat ini, Bapa Tua Ama Sabu yang saban hari menjual Kue Cucur dan Minyak kelapa. Lokasinya tepat pada jembatan diatas selokan besar yang mengalir ditengah pasar.
2. Warung Bubur Kacang Hijau/Es Bubur
Bubur kacang hijau mungkin sudah biasa terdengar tapi kalau Es Bubur sepertinya saya belum menemukannya dimana-mana padahal yang menjual juga orang Jawa :D Es bubur adalah Es campur yang berisi tepung beras -beras ketan hitam-kacang hijau-mutiara dan gula merah ditambahkan santan kelapa dan Es tentu saja. Saya biasa mencampurnya dengan roti kukus atau kudapan yang juga dijual disitu. Sensasi manisnya sangat menyenangkan. Lokasinya tepat setelah deretan Toko padang, masuk melalui pintu kiri pasar.
3. Tanta Moe
Tanta Moe adalah anak dari Nenek Sepupu jauh (beribet nih), Saya kurang mengerti hubungan darah antara kita tapi Ibu dan Bapak dari Tanta Moe adalah Chinese. Tanta Moe memiliki sebuah Toko Roti didalam Pasar Senggol, setiap kali saya lewat untuk berbelanja dan kebetulan beradu pandang pasti saya dipanggilnya untuk singgah dan berbincang atau sekedar menitipkan roti dan jajanan lain buat Ibu di rumah.
4. Molen
Sudah sejak lama Pelataran parkir pasar senggol menjadi lebih sempit karena Pedagang gorengan yang menjamur. Gorengan nomor satu dan paling dicari adalah "Molen". Pertama kali alat membuat molen ini masuk ke Kota Ende, begitu banyak penjual molen dadakan dan menjadi trend kalo ke Pasar Senggol harus pulang membawa molen. hahahahah..Saya paling senang dengan molen pada pojok kanan pasar tepat dimana orang-orang biasa menunggu bemo pulang (depan toko orakeri/yang orang Ende atau pernah tinggal di Ende pasti setuju :p)
5. Bakso Tenis
Bakso yang berhadapan langsung dengan Pasar Senggol tidan berbentuk bangunan yang menarik sebagaimana Warung Bakso lainnya. Namun tidak pernah sepi pengunjung, itu dikarenakan citaranya yang ajibb dan baksonya yang benar-benar bulat besar seperti bola tenis. Orang Ende begitu mendengar nama dan bentuk aneh pasti rame-rame ingin coba.
Huwahhh...ternyata begitu panjangnya dan sebenarnya masih ada sebagian kepala saya berada disana saat ini. Ingin sekali bisa mendeskripsikan semuanya satu persatu secara detail, namun itu akan menyita lebih banyak waktu dan kata. Yang tersimpan biarlah terus disana dan yang tertulis disini adalah sungguh merupakan petikan ingatan yang masih terekam dengan baik yang saya sendiripun tak sangka-sangka mampu mengalir deras hingga sepanjang ini.
Sampai bertemu di Kisah Ende yang lainnya. #NTT DIDADAKU ^^
Hanya Gambar ini yang saya temukan di Google setelah saya melakukan pencarian, dan menurut saya ini benar Pasar Senggol di Ende :)
jadi ada berapa nyong yg sempat di senggol? :)
BalasHapushaha....bakso tenis nya juara!!!! tpi skrng sdh pindah kyknya. di jalan banteng? :p
BalasHapus@ Om Bisot : Buanyaakk tak terkira..hahaha
BalasHapus@ Decryto : Wah tidak seru lagi padahal tuh andalannya anak2 ASSYUR dulu. wkwkwkww