Katakan : ANTI-VANDALISME
Salam sejahtera teman-teman…Entahlah mengapa saya memilih aksi ini, sementara saya pahami saya tidak memiliki amunisi. Tapi dengan segenap keyakinan yang terisi saya mencoba bergerak dari sudut sisi sederhana. Saya mungkin bisa mempengaruhi orang-orang dengan tulisan ini atau memosting dan menyebarkan gambar –gambar yang menunjukkan maksud dan tujuan saya tersebut. :D
Dulu, jaman sekolah saya masih belum paham yang dimaksud dengan VANDALISME. Kemungkinan terburuk, saya salah satu pelaku Vandalisme juga. Hahahahaha
Lumayan suka melakukan hal-hal konyol demi mendapatkan sekelumit pengakuan. Khas anak ABG saya rasa. Nama keren saya (aish…nama keren), bisa ada dimana-mana. Di meja-kursi-tembok sekolah-toilet-perpustakaan-bahkan bangku kapela(Tapi jujur, saya masih ingat saya tidak pernah melakukan yang terakhir :p)
Jika kita kembali ke masa sebelumnya merunut asal kata itu sendiri, Vandalisme dialamatkan kepada sebuah bangsa. Bangsa VANDAL pada jaman Romawi Kuno ; “Bangsa Nakal, Badung, Bandel, Kriminal, Kurang Ajar, Perusak”
Budayanya antara lain : Perusakan yang kejam dan penistaan segalanya yang Indah atau terpuji.
Jaman sekarang Vandalisme lebih kepada hal-hal yang ber-aroma jahil seperti mencoret-coret dinding rumah orang, ruko-ruko dan bangunan milik umum dengan tulisan-tulisan tidak penting sehingga menimbulkan kesan tidak bagus terhadap yang melihat.
~Beda dengan Graffiti, saya berbicara begini bukan untuk membela diri karena banyak kawan saya bahkan saya sendiri peminat Graffiti meskipun Cuma pengagum..hehehe..Graffiti memiliki esensi seni sendiri. Tidak banyak orang memiliki kemampuan menghasikan gambar ataupun tulisan yang luar biasa itu apalagi dalam waktu yang singkat. Catat : Graffiti samasekali tidak mengganggu ketentraman mata dan hati justru sebaliknya memanjakan mata dan membuat hati memuji-muji.
(INTERMEZO : Bukan berarti Anti Ahmadiyah Violence in Cikeusik itu bukan Vandalisme. Saya terkejut saat menonton Video Youtube postingan teman saya beberapa hari yang lalu. Pada saat bersamaan saya meng-upload sebuah photo Anti-Vandalism. Dengan penuh tanda Tanya saya meninggalkan comment pada postingan teman saya tersebut :
“Ya Tuhan..Apalagi ini?”,
tidak memakan waktu lama beberapa menit kemudian teman saya membalas comment saya tersebut :
“ini yang kao sebut Vandalisme”
Benar juga jika kita kembali merunut Vandalisme secara harafiah,
Manusia mulai berani menghakimi sesamanya bahkan dengan brutal membantai habis makhluk lain yang sedianya mempertahankan apa yang Ia yakini. Ironisnya mengatasnamakan segala tindakan tersebut dengan nama “TUHAN”…waow!!!
Yang saya tahu, Negara ini memiliki undang-undang dan aturan. Setiap warga Negara bahkan memiliki kebebasan berpikir, berkeyakinan, berpendapat juga beragama. (ngomong agama kok jadi riskan sekarang)
Okeh, Indonesia mengakui Enam Agama Resmi (berdasarkan Wikipedia) tapi setelah diskusi lepas dengan seorang teman saya kemarin dia menganggap sudah tidak ada lagi penentuan seperti itu. Baiklah……
Tapi bukan berarti Agama yang tiba-tiba muncul diluar Enam Agama tersebut atau AGAMA SELAIN YANG DIAKUI DI INDONESIA seketika HARUS DIBASMI. Tanpa ada pendekatan, pemahaman, toleransi sebagaimana biasanya. Lalu dimana HAK ASASI MANUSIA. Orang-orang yang mati dirajam itu saya rasa sekarang sedang merintih bombaiii karena Hak asasinya di-KEBIRI paksa..Kejam yah…hm…)
Maaph..heheh..Intermezonya kepanjangan yah?
Kembali ke Vandalisme yang saya maksudkan dari awal.
Yaitu perilaku jahil melalui tulisan-tulisan tidak jelas juga tidak penting yang tidak pada tempatnya.
Pernah pada suatu ketika saya melewati sebuah rumah yang bagus sekali. Tentu saja biaya perawatan yang dibutuhkan untuk memastikan bangunan ini tetap berdiri dan nikmat dipandang mata adalah lumayan besar. Saya berusaha menepis pikiran picik itu, “yang punya rumah saja tidak akan susah-susah mikir wong ORANG KAYA..”
Namun saat saya berpaling ke sisi lain dari rumah tersebut saya agak terkejut juga dan kontan marah tak jelas. Karena ada sajian tulisan nama-nama aneh alay yang entah siapa induk semangnya dan dimana domisilinya terpampang besar-besar disana menggunakan tinta pilox yang sungguh sangat menyakitkan mata. Kuning, Hijau Merah bahkan..yah kalo Om Bob Marley masih hidup dia bisa teriak-teriak Rastaaa salah tempat….
Tidak perlu susah-susah dulu memposisikan diri pada pemilik rumah jika mengetahui rumahnya dikasih hiasan tambahan, saya yang samasekali bukan yang Empunya rumah dan kebetulan sering melewati rumah tersebut kemudian menangkap gambar huru-hara itu melalui penglihatan saya sudah sangat merasa terganggu hingga terbawa pikiran berhari-hari dan mau tak mau menetaskan tulisan ini.
Haduh…pasti kerjaan anak-anak itu lagi. Itu yang pertama terlintas di kepala saya…………………..
Sebuah ulasan yang saya culik dari Wikipedia juga (Terima kasih untuk bantuan seorang teman :p)
~ Juvenile Delinquency ; kenakalan juvenile mengacu pada perilaku social/hukum yang abnormal oleh anak-anak remaja. Seorang juvenile adalah orang yang berulang kali melakukan kejahatan yang sama karena memiliki gangguan mental atau masalah perilaku seperti gangguan stress pasca trauma atau gangguan bipolar dan kadang-kadang didiagnosis dengan melakukan gangguan (Hal-hal yang mengganggu) sebagai akibat dari perilaku nakal mereka. Mungkinkah pelaku-pelaku vandalisme tersebut mengidap kenakalan ini?
~ Mengapa pikiran saya langsung mengacu kepada ABG-ABG labil tersebut? Mungkin karena saya PERNAH berada pada situasi tersebut bahkan melakukan tindakan yang sama tapi maaf tidak sampai seburuk itu rasanya. Situasi yang saya maksudkan adalah : situasi dimana seorang anak atau remaja mengharapkan perhatian lebih merujuk kepada pengakuan atas eksistensinya dengan cara melakukan perbuatan yang buruk atau jahat;bersamaan dengan itu ada perasaan bangga luar biasa karena telah berani melakukannya.
Kata seorang Guru SMU saya, hal-hal seperti itu wajar ditemukan pada kalangan remaja yang sedang mengalami masa pertumbuhan mental pencarian jati diri tapi seharusnya bisa ditanggulangi dari masa sebelum memasuki tahapan tersebut dengan melakukan kegiatan-kegiatan positive sesuai prestasi yang dia miliki. Lebih objective memandang kemampuan mereka, orang tuapun harus lebih banyak memberikan perhatian kepada anak-anak mereka, tumbuh kembang dan kemajuan anak terletak pada rumah yang sehat dan keluarga yang penuh pengertian. Jaman berubah, tak ada kata terlambat. Bagaimana dengan memulainya dari sekarang. Dari adik-adik, kenalan, saudara/I terdekat kita….dari teman-teman yang membaca tulisan ini :D
Baiklah kawans, saya merasa sudah terlalu banyak berbicara sementara saya belum juga melakukan aksi apa-apa yang cukup berarti untuk MENGURANGI kesenjangan ini. Harapan saya sangat besar, mimpi saya sungguh luar biasa agar Perilaku tidak menyenangkan ini yang kita sebut dengan VANDALISME bisa segera di-LUPAKAN dan suatu saat hanya memenuhi Buku-buku sejarah peradaban atau Buku kenangan masa sekolah.
Terima Kasih sudah membacanya sampai baris ini :)
Salam Anti-VandaL
0 komentar: