Apakah Tuhan memiliki Standar Operasional?

Jumat, Agustus 29, 2014 Pankratia Da Svit Kona- 0 Comments

Standar Operasional...
Standarisasi...terhadap apa?!
Sudah seperti operasional apa begitu...
Lama sudah saya tidak menulis, menulis artikel, menulis cerpen, menulis cerbung, menulis novel yang selalu setengah jadi dan tak jadi-jadi akhirnya, menulis puisi dan hanya menjadikannya penghuni rak buku warna orange lapuk. Kemudian, suatu sore, bukan kebetulan saya berada di tempat ini. Di Goa Maria Megah Gereja Katolik Fransiskus Xaverius Kuta karena tempat ini sekarang seperti rumah kedua bagi saya (alasan jelasnya bagi yang penasaran, boleh PM saja yah hahaha). Sebelum saya tiba di Goa ternyata sudah ada orang lain disana. Seorang laki-laki paruh baya tengah duduk dengan sikap meditasi sambil menggenggam rosarionya dengan penuh khidmat, sambil menutup mata pula. Karena tidak ingin mengganggu konsentrasi orang tersebut maka saya memilih menunggu, duduk di kursi yang agak jauh dari altar. Sembari menunggu, sebagaimana biasanya pikiran saya suka traveling kemana-mana. Dari suasana sekitaran sampe akhirnya menumbuk punggung lelaki yang sedang berdoa tadi. Dari yang saya perhatikan orang tersebut tengah kusyhuk berdoa karena berbagai kemungkinan.

Kemungkinan pertama, karena memang Dia terbiasa berdoa begitu. Kemungkinan kedua, karena bisa saja Dia sedang mengalami masalah yang serius maka Dia pun berdoa dengan serius atau kemungkinan ketiga, Dia sungguh menaruh harapan besar kepada Tuhan yang menjadi tempatnya mengadu… dan berbagai kemungkinan lain yang belum sempat terlintas dalam pikiran saya sore itu.
Lalu saya bermain dengan pikiran-pikiran. seperti sebuah pertanyaan bangsat dalam benak saya. Semoga Tuhan mengampuni yah tapi tidak ada salahnya saya berusaha memvisualisasikan “ini” toh salah satu dampak saya diciptakan sebagai manusia_dibandingkan dengan ilmuwan dan penemu lainnya yang sudah malang melintang sampai menemukan “sesuatu dan terkenal” hahahah_
Pertanyaannya adalah ; Bagaimana Tuhan menanggapi atau menyikapi setiap doa-doa manusia yang ribuan atau jutaan bahkan miliaran banyaknya di dunia ini?

Apakah ada seseorang seperti agen yang begitu banyak jumlahnya dan ditugaskan menyampaikan doa-doa kita. (iyah kali yah seperti doa-doa kita “dengan perantaraan Bunda Maria, Yesus, Santo ini dan Santa itu”) atau ada mesin penampung doa seperti dalam film “…………………. Yang 24 jam berbunyi mengeluarkan notifikasi ada doa terbaru yang disampaikan. Membayangkan betapa pusingnya Tuhan saja saya tak mampu.

Jika pertanyaan seperti yang saya sampaikan diatas ditujukan kepada para tokoh agama seperti ulama, pastor, pendeta, bikshu dan lainnya maka jawabannya pasti kurang lebih sama dan klasik “semua sudah diatur sama Yang di atas, kita manusia hanya menjalani yang sudah dituliskan” (Nah yang sudah diatur sama Yang diatas ini, gimana cara ngaturnya kalo orderannya buanyak? Hahahaha)
Kini kita masuki pertanyaan yang lebih spesifik : Apakah Tuhan memiliki system dan standard operasional demi menanggapi permintaan-permintaan massal manusia?

Yah sebagaimana yang kita ketahui, urusan manusia itu lho buanyaakkk, masalahnya beragam dengan kategori macam-macam, level pedas aja nyampe cabe 50Biji apalagi level permasalahan manusia dari yang cuma nyuri sandal jepit di masjid, rampok rumah orang sampai rampok duit rakyat #oops…

Kira-kira Tuhan punya inovasi apa demi menjawab semua permintaan umat manusia sejagat raya ini. Ada yang doanya pengen jadi kaya, dikasih uang banyak supaya bisa lunasin hutang. Yang sakit keras dan minta disembuhin biar sehat bugar baik jasmani maupun rohani lalu bisa hidup seribu tahun lagi (udah kaya lagu belum? hahaha) dan kemudian ada yang memang doanya adalah ucapan syukur dan pasrah menerima kehendak Tuhan (yang ini _kalo benar Tuhan punya system_ pasti Tuhan senang karena bisa pending dulu, di waiting list orderannya..wah betapa), ah yah terus ada yang dendam kesumat berharap musuhnya cepat mampus, orang-orang patah hati dan masih banyak lagi.

Kalau benar seperti itu, Tuhan memiliki System nah Orang-orang yang bekerja untuknya sebanyak apa? Gudang servernya seluas apa? Bagaimana rumitnya system tersebut dirancang dari awal, uji coba sampai akhirnya layak dijalankan? Tujuh hari untuk ciptakan dunia ini saja pasti butuh inspirasi gila. Ya Tuhan, ada waktu kah agar kita berdiskusi?
Mungkin visualisasi semacam om google atau perusahaan social media si Zuckerberg bisa direkomendasikan sebagai miniature system operasional Tuhan itu.

Tulisan ini samasekali bukan karena saya meragukan sepak terjang dan jam terbang Tuhan Allah Bapa. Saya cukup ketergantungan dengan Orang Tua tersebut selain mengandalkan diri saya sendiri dan sesama disekitar saya. Namun Jika Tuhan sungguh ada dan benar-benar mendengarkan setiap doa para makhluk hidup yang memenuhi muka bumi ini, betapa repotnya Beliau harus mengatur timing, moment, kesempatan, yang TEPAT untuk masing-masing makhluk hidup demi mendapatkan apa yang dibutuhkan, menggapai semua yang diinginkan, menyelesaikan segala persoalan.

Dan pada akhirnya setiap maklhuk hidup diharuskan belajar. Sejak jaman bumi dijadikan, ketika Tuhan melepas pergikan Adam dan Hawa dari fasilitas Eden yang begitu mewah dan terjamin, setiap makhluk hidup mengenal proses “membaca pertanda, memelihara harapan dan mewujudkan apa yang menjadi Doa” karena sesungguhnya kita sudah menyadari sejak awal pada hakekatnya kita “salah” dosa asal yang kita anggap remeh dan hingga kini kita berpikir melawan perintah orang tua itu jauh lebih sepele ketimbang mencuri uang rakyat hahahaha..tahu tidak kenapa bisa ada pencuri? Karena sebenarnya, manusia terlalu malas mematuhi perintah induk semangnya. Peringatan yah hanya peringatan, masuk dan keluar begitu saja. Bermula dari perkara kecil, segalanya bersumber dari hal sederhana dan manusia membuatnya rumit begitu rupa. Bravo!
Manusia kemudian membentuk keyakinannya yang teruji jaman seperti “karma” “reinkarnasi” dan berbagai kesimpulan lain yang berhubungan erat dengan hal-hal spiritual sementara itu para ilmuwan juga menemukan caranya sendiri untuk mewujudkan kepercayaan-kepercayaan baru. Hebat yah manusia.

Baiklah, saya sudah cukup lelah menganalisa kerja Tuhan. Saya hendak hentikan disini. Dan saya mengajak kita (yang sempat membaca ini) berimajinasi….
Di kondisi hidup kita saat ini, kalau di skala-kan..permasalahan hidup yang kita miliki ada di urutan keberapa?
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nah kalo minta solusi kepada Tuhan melalui doa, kira-kira bagaimana tanggapan Tuhan? Monggo…
Oh yah, ngomong-ngomong..hidup saya, hidup kamu akan masih terus berlanjut :D

0 komentar: