Trust (Trash)

Rabu, Februari 08, 2012 Pankratia Da Svit Kona- 2 Comments

(It should be the post of 29 January 2012 for #Lomba10HariNge-Blog FC Blogger NTT T.T)


Bingung saya harus memulai darimana jika saya dihadapkan pada kata ini. Percaya
Sepertinya maknanya kemana-mana, defenisinya tak terhingga dan sebagainya.

Ketika masih belum paham tentang hidup, tentang kesulitan dan kecemasannya, tentang pertimbangan maupun manfaat atau faedahnya saya adalah pribadi yang lurus. Menelan bulat-bulat, mentah-mentah semua yang terlihat, terdengar, terbaca, terngiang, tertangkap oleh seluruh indera yang terdapat pada tubuh saya hingga di ‘beberapa’ ketika saya menemukan begitu banyak hal yang menguras tenaga, pikiran serta bathin saya sehingga saya menjadi lebih hati-hati, penuh dengan prasangka dan begitu gigih melindungi diri sendiri.

Saya tidak bisa lagi dengan santainya menelan omongan atau bahasa kerennya dari jaman dodol “JANJI”. Saya harus mengunyahnya dulu, melumatnya hingga halus dan jika ada kotoran seperti batu atau kulit padi yang nyasar di indera perasa saya bisa segera saya lontarkan keluar dari mulut kehidupan saya tanpa harus mengotori usus saya nantinya. Karena menampung hal-hal tidak penting yang serupa penyakit atau benalu hanya membuat kehidupan terhenti untuk sementara dan laju kehidupan pun terhambat.

Patutlah saya menyesal karena tidak mendengarkan nasehat orang tua di masa dulu

“JANGAN TERLALU PERCAYA ORANG!”


Sederhana, ketus namun menohok. Rabu Sore, DFS!


2 komentar:

  1. memang sepantasnya begitu tanta..
    saya orangnya tidak percaya orang..hahhahha.
    percaya diri sendiri dan Tuhan..

    BalasHapus
  2. Itu saja Andalan kita orang jaman sekarang.
    Saat kita mulai percaya dengan orang lain, Hidup kita dipertaruhkan disitu. Episodenya jadi lebih panjang dan bercabang kemana2 bahkan kadang2 tidak sesuai dengan apa yg kita bayangkan sebelumnya :( dipikir2 hidup ini mengerikan juga :D

    BalasHapus