2016; A Golden Year
365 hari yang lalu, saya tidak
memiliki resolusi apa pun untuk 365 hari berikutnya. Saya masih tetap hidup,
sehat dan waras saja sudah merupakan sebuah keuntungan. 2015 dan 2014 adalah
tahun yang cukup luluh lantak sebagaimana kemudi kapal yang dibajak sehingga
nakhodanya tidak memiliki kendali penuh untuk menentukan ke mana menuju. Namun,
pada akhirnya, saya menemukan titik balik. Benar adanya, seseorang yang kembali
bangkit dari kejatuhan, kekuatannya berkali lipat.
Sekuat tenaga saya menemukan diri
saya kembali dan bertanya sesering mungkin “mau apa aku dengan hidupku ini?”
iyah persis lirik lagunya Nosstress, itu padanan refleksi yang klop! Refleksi
singkat akhir tahun lalu itu, saya temukan kembali di sini
Memulai langkah di 1 Januari 2016
tanpa persiapan apa pun! Kabur, meraba-raba.
Resign dari
pekerjaan yang menjadi sumber hidup dan eksistensi, terjun ke lapangan tanpa
visi sebagai mahasiswi KKN lalu PKL. Masih saja percaya diri mengkoordinasi
Persiapan Misa Pra-IYD2 Keuskupan Denpasar, bersedia jadi Fasilitator Kelompok tanpa
pengalaman untuk Kelas Inspirasi Bali 03, terlibat lagi di Denpasar Film Festival. Menyanggupi hadir di Pelatihan Menulis
Kompas (lagi), nyasar di Ubud Writers and
Readers Festival ke-13 dan Citizen Journalism Day kerja sama Balebengong
dan Bali Blogger Community, serta menjadi Juara Regional Maluku dan Nusa
Tenggara Blog Competition oleh Government Public Relations. Berani-beraninya
menyanggupi jadi auditor untuk sebuah project yang jauh dari bayangan dan dari
kamar tidur yang nyaman. Situasi tersebut cukup ngeri-ngeri sedap. Belum pernah
saya begitu takut tetapi juga penasaran, antusias diikuti rendah diri yang
kalap. Lampung, selama delapan hari merubah sudut pandang saya hampir 75%
tentang hidup. Di tahun ini juga, untuk pertama kalinya, saya berani mengirimkan karya saya ke media dan dimuat!
Tahun 2016 saya juga mengalami banyak
kepiluan. Saya memang gemar menangis. Bukan hanya dalam situasi sedih atau
terharu tetapi juga saat bahagia. Akan tetapi, menangis karena ditinggal pergi
untuk selamanya oleh tokoh-tokoh yang menginspirasi hidup saya selama beberapa
tahun ini, itu memilukan. Terguguh dan lama. Tidak pernah sekalipun saya
meluangkan waktu untuk berpikir bahwa bumi dan manusia terus bertambah tua. Di suatu
masa, kita harus menerima kenyataan bahwa jiwa dan pikiran memang tidak pernah
mati namun raga pada hakekatnya tidak abadi. Kita harus siap menghadapi
kehilangan demi kehilangan. Untuk Ama Petu, Om Boni dan Bapak Agustinus
Prajitno, Hormat setinggi-tingginya!
Tahun 2016 saya juga ditinggal nikah
oleh sahabat-sahabat terbaik saya. Hebat mereka, mampu mengambil keputusan
serumit itu hahaha. Sementara saya masih berkubang, terjebak dalam kecemasan “Bagaimana
saya dapat berbagi seluruh pikiran saya seumur hidup hanya dengan satu orang laki-laki saja?
Berbagi tubuh saja, saya tak rela. Mana puas kalo cuma sama satu orang?” #Eh
wkwkwkkw…
Pada tahun ini pula, saya merasakan
dampak arus informasi yang begitu deras akibat kemajuan teknologi yang membabi
buta. Segalanya jadi canggih termasuk manusianya. Banyak tontonan dan
pengetahuan menarik yang menyenangkan tetapi juga peristiwa yang sulit
dilupakan untuk beberapa tahun ke depan. Begitu lah dunia dan Indonesia sejak dulu. Yang selalu keren di
sebelah sini sementara terpuruk di sebelah sana. Tidak ada yang betul-betul sempurna emang!
Tahun 2016 saya sapa dengan tahun emas
bagi saya. A golden year. Sebab di tahun ini, saya memikul banyak berkat dan
rejeki. Saya bepergian ke berbagai tempat dan bertemu macam-macam pribadi. Semua
mereka adalah orang-orang HEBAT, PENTING dan MEMILIKI ANDIL bagi dunia yang
mereka tinggali. Saya bangga bisa mengenal kalian semua. Tidak dapat saya
sebutkan satu per satu, tetapi saya berharap ketika membaca ini, kalian tahu
bahwa ANDA-KAMU-KAU-DIRIMU-SAMPEAN-ENGKO yang saya maksudkan!
BALI!
Jakarta-Soekarno Hatta-Lampung-Metro-Tulang
Bawang-Raden Inten II
Benoa-Bima-Sape-Sumba
Timur-Waingapu-Kambata Mapa Mbuhang-Lumbung-Kadahang-Sumba
Tengah-Anakalang-Katikuloku-Sumba Barat-Waikabubak-Sumba Barat Daya-Kodi-Labuan
Bajo-Watulangkas-Ruteng-Bajawa-Langa-Mataloko-Ende-Paupire-Detusoko-Nita-Ledalero-Maumere-Lokaria-Wairhubing-Magepanda.
SEMUANYA! Kalian pasti sudah mulai
lupa tetapi jejak kalian seperti materai permanen yang basah dan lengket lalu mengering
tak bisa luntur atau pun terangkat bahkan dikorek paksa sekalipun.
2016 adalah tahun yang luar biasa
bagi saya yang kesadaran afektifnya sangat ngotot dan terjaga selama 24J/7H.
Perlahan-lahan semuanya digenapi. Khususnya perihal “Melakukan apa yang
sungguh-sungguh ingin saya lakukan.” (Bertemu banyak orang, menjalin relasi dan
persahabatan//Tjipok basah sekali untuk Ibuk Semesta Ambara BegituSaja dan Tante George Yustina Liarian Eto, berbagi dan saling memberi dari yang sederhana sampai yang luar
biasa. Menulis banyak cerita. Terlalu amat sangat banyak sekali. Mendapatkan beberapa
pencapaian yang cukup membanggakan. Menghasilkan sejarah).
Lalu, hm “Menemukan laki-laki yang
benar-benar ingin saya cintai” AHAI!
Kemarin, ketika sedang bingung hendak
menulis apa untuk refleksi akhir tahun ini, (Sebagian orang mungkin merasa ini
tidak penting dan sangat alay lebay TETAPI tidak bagi saya!) saya buka kembali
postingan saya di Instagram sejak awal tahun. Foto-foto dan narasi yang membuat
saya merasa betapa saya sangat diberkati, segalanya masih utuh tersimpan,
lengkap, baik gambar maupun juga cerita serta kesan yang masih bisa saya
rasakan ketika saya melihat dan membayangkannya.
***
Descartes bilang: Cogito Ergo
Sum//Saya berpikir maka saya ada
Pramoedya bilang: Orang boleh pandai
setinggi langit tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam
masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Pacar saya bilang: Hanya yang menang,
yang meninggalkan jejak, Enu!
Dan saya bilang: Jika kamu berpikir
dan menuliskannya, kamu akan meninggalkan jejak. Tentu dengan sendirinya kamu
memberi pengaruh. :)
Hidup, sejatinya untuk mati tanpa
alpa untuk memaknainya lalu meninggalkan jejakmu! Jejak saya! Jejak kita! Live
Your Life! In this great future, you can’t forget your past, so write it down!
Epang Gawan, Terima Kasih banyak untuk semua yang sudah memberi dan
berbagi dari kekurangan maupun juga kelebihannya (dan saya tidak pernah lupa
hutang-hutang saya hihihi… tenang saja). Ama Pu Benjer, Jah Bless kita semua di
Tahun yang Baru!
Resolusi tahun berikutnya? Hahaha hm.. Hajiar saja!
2017 dalam genggaman!
*Semoga ada golden-golden year
selanjutnya
Thankis buat Ge' untuk tangkapan keren ini ^^
0 komentar: